Sahabat Pusat Hidroponik. Kali ini kita akan membahas bagaiamana meningkatkan dosisi nutrisi hidroponik dengan mudah.
Berikut ini merupakan tulisan dari Opa Yos Sutiyoso yang merupakan seorang pakar hidroponik di Indonesia. Yuk simak tulisannya.
Ada yang menanam tanaman berbuah, seperti Tomat, dengan EC 2,5 terus
menerus, tanpa meningkatkan EC tersebut! Bisakah ia berhasil? Bisa !
Contohnya? Simak cerita berikut.
Digunakan sistem fertigasi, dengan menggunakan irigasi tetes, pada polybag berkapasitas 7 liter, dengan ukuran lebar terlipat X tinggi = 40 x 45 cm, diisi dengan “kuntan” = arang sekam, yang agak dipadatkan. Anak semai, yang ditanam di tengah sepotong kubus rockwool 5 X 5 X 5 cm , berdaun sejati 1 ½ helai, berumur 10 hari, dengan akarnya yang sudah panjang, ditanam ditengah polybag.
Pada hari-hari awal anak semai yang baru pindah-tanam itu dibanjur
larutan pupuk 2 X/hari a 200 ml, 400 ml/hari, yang ber-EC 2,5. Beberapa
hari kemudian di tingkatkan menjadi 3 X 250 ml = 750 ml/hari. Semakin
berumur, semakin banyak pemberian pupuknya. Ditingkatkanlah pemupukan
menjadi 4 X 300 = 1200 ml/hari. Karena tanaman tomat di-dua-cabangkan,
maka ditingkatkan lagi pemupukan dengan 5 X 350 = 1750 ml/hari. Semua
peningkatan pemberian pupuk ini, tidak disertai peningkatan EC larutan.
Memang kita tergiur untuk meningkatkan EC, karena pengaruh positifnya
sangat besar terhadap kualitas dan kuantitas hasil. Tetapi kita harus
mempertimbangkan jenis tanaman. Tomat tanaman yang berkayu toleran
terhadap EC yang tinggi, jadi kita bisa saja meningkatkan EC hingga
misalnya 5 mS. Bila tanaman itu melon, yang sukulen, banyak berair, yang
nilai ambangnya hanya pada EC 3,0, maka kita harus “main” di zona aman,
yaitu maksimum EC 2,5.
Memang ada yang berani menggunakan EC 2,8, tetapi tanaman berada di ujung tanduk, rentan terhadap “phytotoxicity”/keracunan. Seperti dimaklumi, bila ada angin kering meniup keras mendadak, maka tanaman banyak ber-respirasi, banyak kehilangan air, atau dehidrasi, maka EC bisa saja mendadak meningkat menjadi 3,0, dan kalau hal ini berlangsung lebih dari satu jam, mungkin saja nilai ambang keracunan terlampau, dan daun akan gosong.
Keterangan ini a.l. ingin menerangkan bahwa peningkatan pemupukan
bukan hanya dengan meningkatkan “electro conductivity” saja, melainkan
juga dengan peningkatan pemberian volume pupuk. Pada NFT, dengan
meningkatkan “flowrate”/curah, misalnya dari 1 l/gully/menit menjadi 2
l/gully/menit. Pada NFT mungkin pula dilakukan dengan memperbesar
“tangens” kelandaian, dari 2,5 % menjadi misalnya 5 %, sehingga larutan
meluncur dengan lebih cepat. Berarti jumlah pupuk yang mengaliri akar
jumlahnya lebih banyak, yang memberi kesempatan akar menyerap hara
nutrisi lebih banyak lagi, yang berpengaruh positif bagi produksi.