Adapun 5 penyebab gagalnya pertanian hidroponik. Berikut masalah dan kendala petani hidroponik:
Ingin Cepat Menjadi Kaya
Setiap orang berhak untuk menjadi kaya (terlepass keiinginan tersebut terwujud atau tidak). Salah satu motivasi para petani hidroponik adalah keinginan untuk menjadi kaya. Tetapi untuk menuju itu semua tidak segampang membalikkan telapak tangan.
Ada beberapa hal yang harus mumpuni dalam diri, yakni : keuletan mencari infromasi dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hidroponik. Banyak - banyak membaca atau sharing dengan petani hidroponik lainnya.
Hal lainnya yaitu ketekunan dalam belajar di lapangan, setelah anda memahami ilmu hidroponik langkah berikutnya praktik langsung. Agar ilmu yang anda dapatkan bisa terus terasa.
Tak Berbdan Hukum
Untuk memasarkan sayur sehat hidroponik selama ini masih dianggap satu pintu, artinya masih banyak orang yang berfikir target pasar sayur hidroponik hanya supermarket. Sebenarnya tidak demikian, ada target pasar lain.
Bila targetnya supermarket, banyak hal yang harus kita persipakan dari akta perusahaan, SIUP, SITU, dll. Tetapi bila kita beralih target pasar lainnya, seperti pasar tradisional, toko klontongan, penjajak sayur keliling, kita tidak harus memiliki badan hukum. Tetapi yang penting harus mejaga kualitas dari sayur yang kita produksi.
Menganggap Uang Sebagai Solusi Segalanya
Kami sering bertemu dengan banyak orang kaya dan pemilik modal yang menggelontorkan dana untuk hidroponik. Mereka berfikir dengan uang semua masalah hidroponik bisa diatasi bahkan selai. Tidek demikian!
Kendala yang dihadapi para pemiliki modal karena meraka buta lapangan, tidak mau terjun langsung menangani pegang rockwool, buat nutrisi, mindahkan bibit, meraka tidak tahu betapa rumit proses menumbuhkan biji menjadi kecambah dan tumbuh menjadi tanaman sehat. Sehingga ketika proses tersebut tidak berjalan maksimal maka itu yang meraka masalahkan. Jadi pemilik modal juga harus terjun menangani laangsung agar rasa kepemilikan itu bisa sempuran kita rasakan.
Buta Pasar
Penyebab gagalnya petani hidroponik yakni ketidak mampuan membaca pasar. Biasanya hanya memetakan pasar berdasarkan infromasi/ omongan orang tanpa langsung terjun mencari informasi d=sendiri kepasar. Kalau itu yang terjaadi petani bakal rugi. Misalnya jual selada bisa untung sekian puluh ribu / kg dijual ke supermarket. Nyatanya tidak demikian !
Padahal potensi pasar saat itu cendurung di jenis sayuran lainnya yang memang selalu ada permintaan pasar seperti kangkung, sawi atau bayam.
Ketergantungan dan kurang kreatif
Dalam hidroponik ada hal yang tidak bisa digantikan yakni nutrisi, rockwool, yang mana kedua bahan itu senantiasa haarus kita siapkan, harus membelinya jika tidak panen akan gagal.
Padahal jika kita mampu berinovasi atau memanfaatkan bahan-bahan yang ada disekitar kita. Seperti rockwool bisa kita ganti dengan busa yang relatif murah dan bisa digunakan berulang kaali. Atau bisa jugaa menggunaka sekam sebagai penggantinya. Karena rockwool harganya cukup mahal.
Itu 5 masalah yang sering dihadapi para pelaku hidroponik, semoga bisa bermanfaat dan dapat menjadi refensi buat kita untuk bisa maksimal dalm pertanian hidroponik.